Karet merupakan
salah satu komoditi penyumbang ekspor terbesar untuk sektor non migas,peranan
karet dan barang-barang karet terhadap ekspor nasional tidak dapat dianggap
kecil,mengingat Indonesia merupakan produsen karet No 2 terbesar di dunia
dengan produksi sebesar 2,3 juta Ton pada tahun 2010 setelah Thailand.
Konsumsi karet
dunia pada tahun 2011 di prediksi tumbuh sekitar 6,3% menjadi 25,8 juta Ton
disbanding dengan konsumsi pada tahun lalu.Konsumsi karet diperkiarakan akan
terus tumbuh seelama beberapa tahun kedepan,karena perbaikan ekonomi dan
bertambahnya populasi dunia.Pada tahun 2020 konsumsi karet masih akjan naik
3,3% menjadi 33,9 juta ton.
Adanya subtitusi
karet alam ke karet sintesis akan mempengaruhi harga karet dunia,dengan adanya
subtitusi ini harga karet dunia akan mengalami penurunan.Sekarang ini dengan
adanya program go green mulai banyak produsen ban yang mengalihkan dari karet
sintesis ke karet alam,dan ini mengakibatkan karet skan semakin laris diburu
oleh industry otomotif.
Dengan adanya
peningkatan permintaan dari negara berkembang yang sedang mengalami pertumbuhan
ekonomi tinggi seperti china dan India,akan menyebabkan terjadi peningkatan
trend harga karet.Tingginya pertumbuhan permintaan dari Negara tersebut tidak
diikuti dengan pertumbuhan produksi dari Negara-negara produsen karet.hal ini
menyebabkan kondisi over demand pasar yang akan mengakibatkan peningkatan harga
di pasar Internasional.
Mengingat potensi
karet di Indonesia yang masih cukup besar,dan produktivitasnya yang sangat
rendah maka perlu di lakukan peningkatan produktivitas melalui berbagai
cara,dimana sekitar 85% lahan perkebunan karet Indonesia dimiliki oleh petani
kecil.
A. Masalah
Pemerintah telah
menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 4 juta
Ton pada tahun 2025 sasaran tersebut hanya akan dicapai apabila 85% areal
perkebunan karet rakyat telah menggunakan klone unggul yang rekomendasikan oleh
pemerintah,sebagaimana yang termaktub dalam UU No 12 tahun 1992 tentang system
budidaya-budidaya tanaman dan UU No 29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas
tanaman.
Dan apabila melihat
kondisi karet rakyat saat ini masih menyimpan gambaran yang
memprihatinkan,secara umum hal ini di tunjukan oleh adanya 2 permasalah pokok
yaitu :
1.
Produktivitas karet rakyat jauh lebih rendah
disbanding PTP/PNP dan perusahaan besar swasta,hal ini disebabkan oleh minimnya
pengetrahuan masyarakat (petani karet) terhadap budidaya karet yang sesuai
dengan anjuran dan pada umumnya masyarakat ( petani karet ) melakukan cara-cara
tradisional dan oktodidak ( turun temurun ) dari mulai pemilihan klone bahkan
masih banyak ditemukan yang menanam karet dalam bentuk seedlink berupa hasil
cabutan dari perkebunan lain,jarak tanam,perawatan kebun,dan cara produksi.
2.
Mutu BOKAR ( Bahan Olahan Karet ) masih
rendah,beragam,dan tidak konsisten serta system pemasaran yang kurang
menguntungkan petani,sehingga penghasilan petani karet masih dibawah upah
minimum.
Salah satu penyebab terjadinya permasalah tersebut diatas adalah masih
lemahnya teknologi budidaya karet,penyaluran dan pemasaran serta tidak
terjalinnya komunikasi yang signifikan antara petani karet dan pihak-pihak yang
berkompetensi dalam bidangnya ( DISHUTBUN ).
A. Solusi
Sebagai bentuk
upaya untuk menindak lanjuti permasalah diatas,kami seluruh warga kedusunan
Cibodas Desa Bantarkalong Kec.Wrungkiara Kabupaten Sukabumi khususnya petani
karet ( pekebun karet ) telah berupaya melalui berbagai macam upaya
produktif,reaktif,dan menyeluruh,salahsatu upaya operasionalnya yaitu dengan
cara membentuk ( mendirikan ) kelompok tani karet BERKAH TANI UNGGUL yang
merupakan pecahan dari kelompok Tani “Tani Mukti 3” yang bergerak dalam
berbagai komoditi tanaman pertanian.Sedangkan Kelompok Tani Karet BERKAH TANI
UNGGUL khusus dan konsentrasi pada tanaman karet yang meliputi
pembibitan,perwatan,teknologi hingga pengolahan hasil produksi,dll.
Kelompok Tani Karet
Berkah Tani Unggul,berdiri atas dasar Inisiatif masyarakat petani ( pekebun
karet ) Kedusunan Cibodas Desa Bantarkalong Kecamatan Wrungkiara Kab.Sukabumi
yang terdiri dari ±
625 KK dan sekitar 95% memiliki kebun karet dengan luas areal keseluruhan ≥ 200 HA.Topologi wilayah
15 % dataran rendah selebihnya perbukitan yang masih layak bila ditanami
karet.Pada tahun 1983 mendapatkan bantuan bibit karet dari pemerintah melaui
program PRPTE,namun dikarenakan kurangnya koordinasi dengan pemerintah ( DISBUN
) maka hasilnya kurang begitu memuaskan.Kemudian pada tahun 2011 ( Tahun ini )
pemerintah kembali memberikan bantuan bibit klone unggul PB-260 sebanyak 20.000
pohon untuk luas areal 32 HA dan diperuntukan bagi 63 orang anggota kelompok
Tani Mukti 3,melalui program BANSOS pemerintah pusat.Mengacu kepada
pengalaman di masa lalu
yang kurang begitu menggembirakan dan kurang berdampak signifikan bagi
peningkatan pendapatan masyarakat,maka dari itu kami ingin membuat perubahan
kearah yang lebih baik,dengan cara mendirkan kelompok Tani khusus komoditi
karet.
0 komentar:
Post a Comment