Proses tata cara budidaya holtikultura bawang merah
biasanya dilaksanakan pada musim tanam Mei-Juni dan akhir musim
penghujan buat beririgasi teknis seperti di daerah pusat produksi bawang
merah seperti Probolinggo, Brebes dan Nganjuk.
Penanaman bisa
dilaksanakan sepanjang tahun. Akan tetapi biasanya penanaman
dilaksanakankan secara serempak sehingga pada saat panen, produksi
selalu melimpah. Padahal sebetulnya penanaman bisa dilaksanakan secara
berjadwal atau bergilir sehingga panen bawang merah tidak bersamaan.
Cara penanamannya juga
tergolong tidak rumit. Intinya terdapat pada pengolahan tanah, pemupukan
dan pasca panen seperti di bawah ini.
1. PENGOLAHAN TANAH
Cara pengolahan tanah
dan penanaman sangat menetukan produksi bawang merah. Bawang merah
membutuhkan tanah gembur, oleh karenanya pengolahan tanah sangat
diperlukan hingga tanah menjadi gembur dengan kedalaman olah sekitar
25-30 cm.
Penanaman lebih baik
dilakukan dalam bedengan untuk musim kemarau sekitar 20-25 dan untuk
musim penghujan sekitar 40-50 cm. Penanaman tanpa menggunakan bedengan
tidak disarankan karena resiko adanya genangan air yang mempengaruhi
negatif pertumbuhan tanaman dan meperbanyak timbulnya penyakit.
2. PEMUPUKAN
Kebutuhan pupuk setiap
jenis tanaman berbeda tergantung pada tingkat kesuburan tanahnya.
Tindakan pemupukan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hara bagi
tanaman, bila suplai hara dalam tanah tidak mencukupi.
Oleh karena pemupukan
yang tidak efisien dapat menyebabkan meningkatnya biaya produksi.
Pemupukan pada tanah-tanah yang produktif seperti di pusat produksi
kabupaten Nganjuk dan Probolinggo tidak perlu berlebihan, cukup
menggunakan takaran urea 200 kg/ha, KCl 200 kg/ha dan ZA 450-500 kg/ha
yang masing- masing diberikan separo pada umur tanaman 15 dan 30 hari.
Sedangkan untuk pupuk
dasar dapat menggunakan pupuk kandang kotoran sapi 10-15 ton/ha atau
kotoran ayam yang sudah masak sebanyak 5 ton/ha dan TSP 150 kg/ha yang
diberikan 7 hari sebelum tanam.
Cara pemupukan sebaiknya
dilakukan dngan membuat larikan di sekitar tanaman dan pupuk dibenamkan
kemudian ditutupi tanah. Pemupukan dengan cara menyebar sebaiknya tidak
dilkukan karena tidak efisien dan bila pupuk menempel pada daun akan
menyebabkan trebakar.
Setelah tanaman bawang
merah dipupuk, dapat diairi dengan cara di "sirat". Sebaiknya bawang
merah disiangi lebih dulu sebelum dilakukan pemupukan agar gulma tidak
tumbuh semakin subur.
3. PASCA PANEN
Tanda-tanda tanaman yang
siap dipanen : usia tanaman sudah cukup tua, contoh varietas bawang
biru umur 60 hari, bawang varietas philipine umur 70 hari, dan tidak
mengeluarkan daun muda.
Keadaan tanaman antaraa
umbi dan badan sudah lembut, tanaman mulai rebah, daun bagian bawah
mulai menguning dari ujungnya. Panen dengan cara mencabut bilamana tanah
gembur dan umbi 90% diatas tanah, akan tetapi bilamana umbi masih di
dalam tanah maka perlu alat bantu berupa sabit kecil untuk menggali.
Penjemuran ditempatkan
pada bedengan bekas lahan tanam, dengan cara merebahkan bawang setebal 5
cm dan daun ditaruh di bagian atas sedangkan umbinya tertutup daun,
sehingga umbi bawang merah tidak kelihatan pada penjemuran tersebut,
pada akhir penjemuran umbi yang kelihatan ditutupi dengan jerami.
Tujuan pengeringan ini adalah pengeringan daun, bukan pengeringan umbi. Lama penjemuran 7-10 hari sesuai dengan keadaan cuaca.
Apabila daun sudah
kering diadakan penalian. Penalian umumnya dilaksanakan pada malam hari
sebab daun tidak keras, Jika daun terlalu keras umbi banyak yang lepas
dengan daunnya.
Umbi yang lepas dari
daunnya tidak bisa disimpan lama dan harganya di pasaran lebih murah.
Jikalau bawang tersebut mau disimpan maka penjemuran dilaksanakan dalam
keadaan ikatan dengan posisi umbi ditaruh di bagian atas.
Sumber= http://taniternakbudidaya.blogspot.coml
0 komentar:
Post a Comment