Headlines News :
Home » » PROFIL KELOMPOK TANI KARET BERKAH TANI UNGGUL

PROFIL KELOMPOK TANI KARET BERKAH TANI UNGGUL

Written By Berkah Tani Unggul on Wednesday, 9 October 2013 | 00:44

PROFIL KELOMPOK TANI KARET BERKAH TANI UNGGUL

Makna Lambang:

  1. Bintang bermakna : Keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT tuhan yang maha esa merupakan pondasi utama bagi seluruh Anggota Kelompok Tani Karet Berkah Tani Unggul.Sehingga dalam segala aktivitas harus dilandasi nilai-nilai religius yang islami.
  2. Topi/Tudung/cetok(Sunda) bermakna : Kelompok Tani Karet Berkah Tani Unggul adalah sebuah organisasi petani,dengan tujuan utama ingin mensejahterakan petani melalui kelelmbagaan kelompok tani.Dan pada akhirnya adalah turut serta dalam menopang pembangunan desa,daerah,bahkan negara.
  3. Batang pohon karet bermakna : Kelompok Tani Karet Berkah Tani Unggul memiliki komoditi Unggulan yaitu Karet,meskipun karet bukanlah satu-satunya komoditi yang di usahakan dalam pelaksanaannya.
  4. Padi dan Kapas bermakna : Seluruh Anggota Kelompok Tani Karet Berkah Tani Unggul khususnya,umumnya warga sekitar harus mendapatkan dampak signifikan dari keberadaan Kelompok Tani Karet Berkah Tani Unggul yaitu "Kesejahteraan"bersama.
  5. Rantai Vector bermakna : Kebersamaan,Kerjasama,Gotong royong,Persatuan,dan musyawarah mupakat merupakan hierarki tertinggi dalam struktur Organisasi Kelompok Tani Berkah Tani Unggul (Rapat Anggota).
  6. Pita Merah bertuliskan " CIBODAS" bermakna : Kelompok Tani Karet Berkah Tani Unggul mempunyai kantor ekretariat yang berlokasi di Kp.Cibodas RT 01/02 Desa Bantarkalong Kab.Sukabumi Jawa Barat


I.  PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Karet merupakan salah satu komoditi penyumbang ekspor terbesar untuk sektor non migas,peranan karet dan barang-barang karet terhadap ekspor nasional tidak dapat dianggap kecil,mengingat Indonesia merupakan produsen karet No 2 terbesar di dunia dengan produksi sebesar 2,3 juta Ton pada tahun 2011 setelah Thailand.
Konsumsi karet dunia pada tahun 2013 di prediksi tumbuh sekitar 6,3% menjadi 25,8 juta Ton disbanding dengan konsumsi pada tahun lalu.Konsumsi karet diperkiarakan akan terus tumbuh seelama beberapa tahun kedepan,karena perbaikan ekonomi dan bertambahnya populasi dunia.Pada tahun 2020 konsumsi karet masih akjan naik 3,3% menjadi 33,9 juta ton.
Adanya subtitusi karet alam ke karet sintesis akan mempengaruhi harga karet dunia,dengan adanya subtitusi ini harga karet dunia akan mengalami penurunan.Sekarang ini dengan adanya program go green mulai banyak produsen ban yang mengalihkan dari karet sintesis ke karet alam,dan ini mengakibatkan karet akan semakin laris diburu oleh industry otomotif.
Dengan adanya peningkatan permintaan dari negara berkembang yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi seperti china dan India,akan menyebabkan terjadi peningkatan trend harga karet.Tingginya pertumbuhan permintaan dari Negara tersebut tidak diikuti dengan pertumbuhan produksi dari Negara-negara produsen karet.hal ini menyebabkan kondisi over demand pasar yang akan mengakibatkan peningkatan harga di pasar Internasional.
Mengingat potensi karet di Indonesia yang masih cukup besar,dan produktivitasnya yang sangat rendah maka perlu di lakukan peningkatan produktivitas melalui berbagai cara,dimana sekitar 85% lahan perkebunan karet Indonesia dimiliki oleh petani kecil.
Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 4 juta Ton pada tahun 2025 sasaran tersebut hanya akan dicapai apabila 85% areal perkebunan karet rakyat telah menggunakan klone unggul yang rekomendasikan oleh pemerintah,sebagaimana yang termaktub dalam UU No 12 tahun 1992 tentang system budidaya-budidaya tanaman dan UU No 29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman.
Bagi perekonomian nasional, karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-migas, pemasok bahan baku karet dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan karet. Karet bersama-sama dengan kelapa sawit merupakan dua komoditas utama penghasil devisa terbesar dari subsektor perkebunan. dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, karet menyumbang devisa dari 25% hingga 40% terhadap total ekspor produk perkebunan.

Disamping sebagai penghasil devisa ekspor, perkebunan karet sebagian besar merupakan perkebunan rakyat dengan rata-rata luas kepemilikan relatip kecil, tetapi merupakan sumber mata penghasilan bagi berjuta-juta keluarga petani karet. Pada tahun 2006, luas areal perkebunan rakyat mencapai tidak kurang dari 85%, sisanya merupakan perkebunan Negara dan Swasta. Dari total produksi, hampir 76% nya berasal dari perkebunan rakyat.
Kondisi Primer Karet Alam Indonesia
Selama lebih dari 35 tahun (1970-2006), areal perkebunan karet di Indonesia meningkat sekitar 4,8% per tahun, namun pertumbuhan yang nyata terutama terjadi pada areal karet rakyat, sedangkan pada perkebunan besar negara dan swasta sangat rendah, dibawah 1% pertahun. Dari keseluruhan areal perkebunan rakyat tersebut, sebagian besar (± 91%) dikembangkan secara swadaya murni, dan sisanya (± 9 %) dibangun melalui proyek-proyek PIR, PRPTE, UPP Berbantuan, Partial, Bansos,dan Swadaya Berbantuan.
Masalah
Permasalahan utama yang dihadapi perkebunan karet nasional adalah rendahnya produktivitas karet rakyat (600-800 kg/ha/th), antara lain karena sebagian besar tanaman masih menggunakan bahan tanam asal biji (seedling) tanpa pemeliharaan yang baik, dan tingginya proporsi areal tanaman karet yang telah tua, rusak atau tidak produktif (± 13% dari total areal). Pada saat ini sekitar 400 ribu ha areal karet berada dalam kondisi tua dan rusak dan sekitar 2-3% dari areal tanaman menghasilkan (TM) yang ada setiap tahun akan memerlukan peremajaan.

Persoalan mendasar untuk meningkatkan produktivitas karet rakyat melalui peremajaan tanaman tua/rusak adalah masalah dana khusus untuk peremajaan dengan suku bunga yang wajar sesuai dengan tingkat resiko yang dihadapi. Hal ini sangat berbeda dengan negara-negara produsen utama karet lainnya seperti Thailand, Malaysia dan India. Dana pengembangan, promosi, dan peremajaan karet di negara-negara tersebut umumnya disediakan oleh pemerintah yang diperoleh dari pungutan CESS ekspor komoditas karet. Di Indonesia, pungutan CESS untuk pengembangan komoditas perkebunan telah dihentikan sejak tahun 1970

Permasalahan utama lainnya di perkebunan karet rakyat adalah bahwa bahan baku yang dihasilkan umumnya bermutu rendah, dan pada sebagian lokasi harga yang diterima di tingkat petani masih relatif rendah (60-75% dari harga FOB) karena belum efisiennya sistem pemasaran bahan olah karet rakyat (bokar), antara lain disebabkan lokasi kebun jauh dari pabrik pengolah karet dan letak kebun terpencar-pencar dalam skala luasan yang relatif kecil dengan akses yang terbatas terhadap fasilitas angkutan, sehingga biaya transportasi menjadi tinggi.

Bahan olah karet dari petani pada umumnya berupa bekuan karet yang dibekukan dengan bahan pembeku yang direkomendasikan (asam format), maupun yang tidak direkomendasikan (asam cuka, tawas, dsb), serta pembekuan secara alami. Pada saat ini bahan olah karet tersebut mendominasi pasar karet di Indonesia karena dinilai petani paling praktis dan menguntungkan.

Bahan olah karet berupa lateks dan koagulum lapangan, baik yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat maupun perkebunan besar dapat diolah menjadi komoditas primer dalam berbagai jenis mutu. Lateks kebun dapat diolah menjadi lateks pekat dan lateks dadih serta karet padat dalam bentuk RSS, SIR 3L, SIR 3CV, SIR 3WF dan thin pale crepe yang tergolong karet jenis mutu tinggi (high grades). Sementara koagulum lapangan, yakni lateks yang membeku secara alami atau dengan koagulan selanjutnya hanya dapat diolah menjadi SIR10, SIR 20 dan brown crepe yang tergolong jenis karet mutu rendah (low grades)

Sebagian besar produk karet Indonesia diolah menjadi karet remah (crumb rubber) dengan kodifikasi “Standard Indonesian Rubber” (SIR), sedangkan lainnya diolah dalam bentuk RSS dan lateks pekat. Kapasitas pabrik pengolahan crumb rubber pada saat ini sesungguhnya sudah melebihi dari kapasitas penyediaan bokar dari perkebunan rakyat, namun pada lima tahun mendatang diperlukan investasi baik untuk merehabilitasi pabrik yang ada maupun untuk membangun pabrik pengolahan baru untuk menampung pertumbuhan pasokan bahan baku yang diperhitungkan akan meningkat seiring dengan gencarnya upaya-upaya peremajaan dan perluasan areal kebun karet yang baru.

Prospek bisnis pengolahan crumb rubber ke depan diperkirakan tetap menarik, karena marjin keuntungan yang diperoleh pabrik relatif pasti. Marjin pemasaran, antara tahun 2000-2012 berkisar antara 3,7%-32,5% dan marjin keuntungan pabrik pengolahan antara 2-4% dari harga FOB, tergantung pada tingkat harga yang berlaku. Tingkat harga FOB itu sendiri sangat dipengaruhi oleh harga karet dunia yang mencerminkan permintaan dan penawaran karet alam.
10.  Perkembangan Industri Crumb Rubber
Pada awalnya sebagian besar karet alam Indonesia diperdagangkan dalam bentuk karet lembaran yakni karet sit asap (RSS = ribbed smoked sheet), Namun sejak diperkenalkan teknologi karet remah (crumb rubber) pada tahun 1968, produksi karet sit secara dramastis menurun, beralih ke karet remah, tidak kurang dari 90% produksi karet alam nasional setiap tahunnya merupakan karet remah.

Tingginya permintaan pasar terhadap karet remah untuk dijadikan bahan pembuatan komponen teknik terutama ban kendaraan bermotor, dan ditunjang dengan jaminan ketersediaan bahan bakunya (bahan olah karet), menyebabkan perkembangan teknologi karet remah saat ini sudah sedemikian pesat. Pada tahun 1969 terdapat 65 pabrik, kini sekitar 115 pabrik karet remah yang aktif beroperasi di Indonesia.

Tuntutan permintaan yang tinggi dari sektor transportasi terhadap karet alam sukar dipenuhi oleh karet lembaran, karena karet jenis ini memerlukan waktu pengolahan yang cukup lama yakni 7-14 hari. Dengan teknologi karet remah, bahan olah karet secara cepat, kurang dari 1 hari dapat diolah menjadi karet mentah yang siap untuk dijual. Selain itu, mutu karet remah dinilai berdasarkan hasil analisis fisiko-kimia, sehingga dianggap lebih "fair " dibandingkan mutu karet lembaran yang dinilai hanya berdasarkan pengamatan visual dan bersifat subyektif.

Pada saat karet lembaran masih mendominasi produksi karet alam, petani berperan sebagai penghasil lateks, dan banyak juga yang sekaligus sebagai pengolahnya untuk dijadikan karet sit. Namun sejak penerapan teknologi karet remah, petani umumnya hanya berperan sebagai penyedia bahan olah berupa lump dan slab. Lump merupakan bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang digumpalkan menjadi berbentuk mangkok berdiameter sekitar 10-15 cm, sedangkan slab berbentuk balok tipis hingga berukuran sekitar 35cmx50cm, tebal 20 cm.

Bahan olah karet dari petani dijual ke prosesor akhir yakni pabrik karet remah untuk diolah menjadi karet remah jenis SIR (Standard Indonesian Rubber) 10, atau SIR 20. Pengolahan melibatkan serangkaian proses mulai dari pengecilan ukuran, pencucian, homogenisasi, pengeringan dan pengemasan.
Sejak dimulainya era karet remah, SIR 20 senantiasa mendominasi jenis karet remah yang diproduksi. Saat ini ekspor karet remah SIR 20 sekitar 85%. Dengan demikian tampak bahwa bahan olah karet lump dan slab sangat penting peranannya sebagai bahan baku untuk pembuatan karet remah.
Kelompok Tani Karet Berkah Tani Unggul yang berada di wilayah Kp.Cibodas Desa Bantarkalong Kec.Warungkiara Kab.Sukabumi yang berdiri sejak tanggal 1 April 2011,yang pada saat pembentukan terdiri dari 20 anggota sedangkan pada saat ini telah mencapai 79 orang anggota.
Berdirinya kelompok Tani Karet Berkah Tani Unggul, berangkat dari berbagai permasalahan para petani baik dari sisi perekonomian para petani, maupun dari sisi pengelolaan lahan pertanian/perkebunan.
Sebagian besar dari anggota kelompok pada awalnya menganut sistem pertanian dan perkebunan tradisional, yang tanpa sentuhan manajemen, tanpa sentuhan teknologi serta pendampingan dan pemerintah. Hingga kini Kelompok Tani karet Berkah Tani Unggul telah memdapatkan bantuan social dari dana APBN 2012 berupa bantuan kegiatan peremajaan  karet  serta mendapatkan bantuan pengolahn yang berupa 2 unit alat produksi (Hand mangel) karet lengkap dari pemerintah daerah kabupaten sukabumi melalui dana APBD th 2012.

B.     VISI DAN MISI
 1. Visi
Terwujudnya masyarakat tani yang sejahtera melalui pemanfaatan sumber daya tanaman perkebunan,pangan dan hortikultura yang berdaya saing, adil, demokratis dan berkelanjutan”.

      2. Misi
a.       Mengembangkan usaha agribisnis perkebunan karet rakyat sehingga mempunyai produktivitas tinggi.
b.      Meningkatkan pemberdayaan kelompoktani menuju kelembagaan yang kuat dan mandiri
c.       Meningkatkan ketrampilan budidaya bidang pertanian,peternakan dan mengembangkan usaha agribisnis
d.      Mengupayakan peningkatan SDM anggota
e.       Mengembangkan komoditas usaha tani secara terpadu (tanaman dan ternak)

II.                KEADAAN UMUM

A.     PETA WILAYAH
Peta Terlampir
B.     ORGANISASI
1.   Data Dasar Kelompok
2.   Nama Kelompok Tani                     : Berkah Tani Unggul
3.   Pengurus Kelompok                      
a.    Ketua                                              : Unas .R
b.   Sekretaris                                        : Asep Heryanto
c.    Bendahara                                       : Saepudin
4.   Alamat Kelompok                          : Kp.Cibodas Rt 02 / 07 Desa Bantarkalong
       Kec. Warungkiara Kab.Sukabumi 433162
5.   Tanggal Berdiri                               : 1 April 2011
6.   Pengukuhan Kelompok
a.    Pejabat yang                                   : Kepala Desa Bantarkalong
Mengukuhkan
b.   Tanggal Pengukuhan                      : 8 April 2011
7.   Jumlah Anggota                              : 54 Orang
2. Dasar Pembentukan
Hasil kesepakatan dari musyawarah pembentukan kelompok yang di hadiri sekitar 30 calon anggota dan pengurus,Kepala Desa,PPL serta tokoh masyarakat.
1.   Berita Acara Pengukuhan                : Terlampir
2.   Berita Acara Pengukuhan                : Terlampir
3.   SK Pengukuhan                               : Terlampir
3.Susunan Pengurus






STRUKTUR ORGANISASI
KELOMPOK TANI KARET “ BERKAH TANI UNGGUL “



                                                            

                                                           Rapat
                                                         anggota







 





           PENASIHAT                                                                          PELINDUNG










 















                                              


                        ANGGOTA ( PETANI )




4.    Keanggotaan

Keanggotaan kelompok tani diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yaitu keanggotaan bersifat sukarela dan anggota merupakan petani penggarap maupun rumah tangga tani. Sejak awal pembentukan kelompok tani Karet Berkah Tani Unggul, jumlah anggotanya terus mengalami peningkatan sampai sekarang telah berjumlah 54 orang. 
5.    Inventaris Kelompok

No
Jenis Barang
Tanggal Pengadaan /Penerimaan

Jumlah

Keadaan Barang

Tempat Penyimpanan
1
2
3
4
5
6

1.



2.


3.



4.

5.


6.

7.

8.

9.

10.

Hand mangel



Mangkok Sadap


Drum Penampungan air



Loyang alumunium

Gubuk / Naungan tempat rapat anggota

Kebun entres klon unggul

Gentong

Box Inokulasi

White board

dandang

2012



2012


2012



2012

2011


2011

2012

2013

2013

2013

2 Unit



6000 Pcs


12



40

1


200 pohon

6 buah

1 unit

1 unit

2 unit

Baik



Baik


Baik



Baik

Buruk


Baik

Baik

Baik

Baik

baik

Areal perkebunan Anggota

Di inventarisir anggota

Dekat penyimpanan hand mangel

Anggota

-


Kebun kelompok
Anggota

Secretariat

sekretariat

gudang

2.    Aturan Kelompok

a.     Aturan :
1)      Kelompok Tani adalah sebagai wadah kerjasama, belajar, berusaha dan perjuangan untuk membela kepentingannya.
2)      Yang menjadi anggota adalah petani penggarap dan rumah tangga tani.
3)      Keanggotaan bersifat sukarela
4)      Yang menjadi anggota kelompok tani aktif adalah yang sudah membayar simpanan pokok dan simpanan wajib
5)      Anggota wajib menghadiri pertemuan rutin lapangan
6)      Masa jabatan pengurus 5 (lima) tahun

b.      Sanksi
1.      Apabila anggota poktan tidak menjalankan kewajibannya sesuai dengan aturan yang ada, maka akan diberikan sanksi sosial.
2.      Pelanggaran berat tidak mendapatkan pelayanan poktan
6.    Hak dan Kewajiban
Kegiatan kelompok tani berpedoman pada aturan yang telah disepakati bersama, adapun dalam pelaksanaanya antara pengurus dan anggota memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut :
a.       Hak dan Kewajiban Pengurus
1)      Hak-hak pengurus
a)      Mendapatkan Pelayanan dan fasilitas yang sama dengan anggota kelompoktani yang lain
b)      Mendapatkan uang jasa sebesar 10% dari SHU
c)      Dapat dipilih kembali setelah masa jabatan berakhir
2)      Kewajiban Pengurus :
a)         Memimpin organisasi kelompok tani
b)         Melakukan pencatatan administrasi pembukuan pada buku yang telah ditentukan
c)         Mempertanggungjawabkan semua hasil kegiatan poktan dan keuanganya
d)        Menyelenggarakan pertemuan Rutin dan Rapat Anggota
b.      Hak dan Kewajiban anggota
1)      Hak-hak anggota kelompok
Setiap anggota kelompok tani berhak mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang sama sesuai dengan AD / ART
Setiap anggota memiliki hak yang sama untuk dipilih menjadi pengurus kelompok tani
2)      Kewajiban Anggota Kelompok Tani
a)         Mentaati dan melaksanakan AD / ART dengan penuh rasa tanggung jawab
b)         Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib
c)         Menghadiri setiap pertemuan rutin dan rapat anggota
d)        Melaksanakan segala keputusan yang telah disepakati bersama
7.      ADMINISTRASI
a.  Administrasi Umum
1.      Buku Daftar Anggota
2.      Buku Pengurus
3.      Buku Tamu
4.      Buku Daftar Hadir
5.      Buku Notulen
6.      Buku Inventaris
7.      Buku AD/ART
8.      Buku Tata Tertib
9.      Buku Agenda Surat
b.         Administrasi Keuangan
1.      Buku Kas
2.      Buku Simpanan
3.      Buku Pinjaman
4.      Buku Arisan
c.     Buku Bantu
a.       Buku Unit Alsintan
b.      Buku Pupuk
8.      Keuangan
a.       Permodalan kelompok
Permodalan kelompok tani Karet Berkah Tani Unggul bersumber dari swadaya petani maupun bantuan dari pihak lain. Adapun  Perincian sumber permodalan adalah simpanan pokok sebesar Rp.5000, simpanan wajib anggota sebesar Rp.2.000,-/bulan, jasa simpan pinjam, Pengelolaan Saprodi pertanian dan Bantuan pihak lain yang tidak mengikat.
b.      Laporan keuangan
- ----------
C.     TEKNIS PERTANIAN
Luas Areal dan kapasitas produksi karet rakyat di wilayah Kelompok Tani Berkah tani Unggul.
Areal alahan perkebunan rakyat di sekitar wilayah kelompok tani karet berkah tani unggul di bagi menjadi 3 blok kebun yaitu :
1.      Blok Kabandungan
2.      Blok Gajud
3.      Blok Cipeer
Dengan rincian sebagai berikut :


No
Blok Kebun
Luas Areal (Ha)
Produksi (ton) / bulan
TM
TBM
TM
1.
Kabandungan
75
50
5200





2.
Gajud
35
47
4888





3.
Cipeer
15
32
3326
JUMLAH
125
129
13.414




Share this article :

0 komentar:

Subcribe

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.

Recent Post

Popular Posts

Comments

Random Post

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. KELOMPOK TANI BERKAH TANI UNGGUL - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template