Artikel ini merupakan kelanjutan dari Teknik Pemijahan Lele
Sangkuriang (Bagian 1). Bagi anda yang belum sempat membacanya, silahkan
klik disini. Langsung saja kita simak artikel mengenai Teknik Pemijahan Sederhana Lele Sangkuriang (bagian 2).
1. Persiapan Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan dapat berupa kolam tembok ataupun kolam terpal. Ukuran
kolam tidak perlu besar, cuku 2 x 2 m untuk sepasang induk. Ketinggian
kolam minimal 0.6 m, diisi air setinggi 30-50 cm. untuk mencegah induk
melompat keluar kolam, bagian atas kolam diberi penutup dari anyaman
bambu atau anyaman daun kelapa.
Air yang digunakan untuk memijahkan sebaiknya air sumur atau air
sungai yang belum tercemar. Jangan menggunakan air hujan atau air PDAM.
Untuk tempat menempelnya telur, di dasar bak pemijahan dipasang kakaban
atau anyaman ijuk. Kakaban sebaiknya dapat menutup seluruh dasar kolam
untuk memastikan bahwa semua telur dapat menempel pada kakaban. Kakaban
dipasang mendatar pada dasar kolam.
2. Pelepasan Induk pada Kolam Pemijahan
Induk yang telah siap dipijahkan segera dipindah ke kolam pemijahan.
Pemindahan dilakukan dengan hati-hati agar ikan tidak mengalami stres,
terutama induk jantan. Bila siap pijah maka induk jantan akan semakin
lincah dan agresif, sementara induk betina semakin lamban dan kurang
lincah sehingga lebih mudah untuk dipindahkan.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijhan sebelum pukul 18.00. Lebih
awal lebih baik. Hal ini dilakukan agar induk jantan dan induk betina
dapat ‘saling mengenal’ terlebih dahulu. Induk jantan akan terus
mengejar induk betina. Apabila dimasukkan siang hari, induk biasanya
akan terlebih dahulu istirahat sebelum melakukan proses ‘pengenalan’.
Pengamatan terhadap perilaku indukan menunjukan bahwa meskipun indukan
dimasukkan lebih awal, namun proses pemijahan tetap akan terjadi pada
waktu yang sama.
Setiap kolam pemijahan hanya boleh diisi sepasang induk yang sudah
siap pijah. Apabila induk yang dimasukkan lebih dari sepasang maka akan
terjadi pertarungan yang justru akan menyebabkan gagalnya proses
pemijahan.
3. Pemijahan
Teknik pemijahan konvensional mengandalkan pemijahan alami yang
dilakukan induk jantan dan induk betina. Biasanya lele berpijah pada
malam hingga pagi, berlangsung antara pukul 22.00 hingga pukul 05.00
pagi. Proses pemijahan sebenarnya sangat sederhana. Yaitu induk betiina
mengeluarkan telur dan induk jantan mengeluarkan sperma. Telur dibuahi
oleh sperma di luar tubuh, sehingga kemudian disebut sebagai pembuahan
luar. Telur yang berhasil dibuahi akan berwarna bening agak kekuningan,
sedangkan telur yang tidak berhasil dibuahi akan menjadi berwarna putih.
Pemijahan secara konvensional memiliki kelemahan, antara lain waktu
pemijahan dan keberhasilannya yang tidak terjamin. Seringkali pemijahan
harus menunggu beberapa hari baru berhasil, bahkan kadang tidak membawa
hasil sama sekali.
Keberhasilan pemijahan konvensional sangat dipengaruhi oleh kondiisi
indukan dan lingkungan. Indukan harus benar-benar dalam kondisi siap
memijah dan lingkungan (air dan kolam) yang digunakan juga harus
benar-benar sesuai.
0 komentar:
Post a Comment