Headlines News :
Home » » Teknik Pemijahan Lele sangkuriang #2

Teknik Pemijahan Lele sangkuriang #2

Written By Berkah Tani Unggul on Saturday, 5 October 2013 | 23:09

Artikel ini merupakan kelanjutan dari Teknik Pemijahan Lele Sangkuriang (Bagian 1). Bagi anda yang belum sempat membacanya, silahkan klik disini. Langsung saja kita simak artikel mengenai Teknik Pemijahan Sederhana Lele Sangkuriang (bagian 2).
1. Persiapan Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan dapat berupa kolam tembok ataupun kolam terpal. Ukuran kolam tidak perlu besar, cuku 2 x 2 m untuk sepasang induk. Ketinggian kolam minimal 0.6 m, diisi air setinggi 30-50 cm. untuk mencegah induk melompat keluar kolam, bagian atas kolam diberi penutup dari anyaman bambu atau anyaman daun kelapa.
Air yang digunakan untuk memijahkan sebaiknya air sumur atau air sungai yang belum tercemar. Jangan menggunakan air hujan atau air PDAM. Untuk tempat menempelnya telur, di dasar bak pemijahan dipasang kakaban atau anyaman ijuk. Kakaban sebaiknya dapat menutup seluruh dasar kolam untuk memastikan bahwa semua telur dapat menempel pada kakaban. Kakaban dipasang mendatar pada dasar kolam.
2. Pelepasan Induk pada Kolam Pemijahan
Induk yang telah siap dipijahkan segera dipindah ke kolam pemijahan. Pemindahan dilakukan dengan hati-hati agar ikan tidak mengalami stres, terutama induk jantan. Bila siap pijah maka induk jantan akan semakin lincah dan agresif, sementara induk betina semakin lamban dan kurang lincah sehingga lebih mudah untuk dipindahkan.
Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijhan sebelum pukul 18.00. Lebih awal lebih baik. Hal ini dilakukan agar induk jantan dan induk betina dapat ‘saling mengenal’ terlebih dahulu. Induk jantan akan terus mengejar induk betina. Apabila dimasukkan siang hari, induk biasanya akan terlebih dahulu istirahat sebelum melakukan proses ‘pengenalan’. Pengamatan terhadap perilaku indukan menunjukan bahwa meskipun indukan dimasukkan lebih awal, namun proses pemijahan tetap akan terjadi pada waktu yang sama.
Setiap kolam pemijahan hanya boleh diisi sepasang induk yang sudah siap pijah. Apabila induk yang dimasukkan lebih dari sepasang maka akan terjadi pertarungan yang justru akan menyebabkan gagalnya proses pemijahan.
3. Pemijahan
Teknik pemijahan konvensional mengandalkan pemijahan alami yang dilakukan induk jantan dan induk betina. Biasanya lele berpijah pada malam hingga pagi, berlangsung antara pukul 22.00 hingga pukul 05.00 pagi. Proses pemijahan sebenarnya sangat sederhana. Yaitu induk betiina mengeluarkan telur dan induk jantan mengeluarkan sperma. Telur dibuahi oleh sperma di luar tubuh, sehingga kemudian disebut sebagai pembuahan luar. Telur yang berhasil dibuahi akan berwarna bening agak kekuningan, sedangkan telur yang tidak berhasil dibuahi akan menjadi berwarna putih.
Pemijahan secara konvensional memiliki kelemahan, antara lain waktu pemijahan dan keberhasilannya yang tidak terjamin. Seringkali pemijahan harus menunggu beberapa hari baru berhasil, bahkan kadang tidak membawa hasil sama sekali.
Keberhasilan pemijahan konvensional sangat dipengaruhi oleh kondiisi indukan dan lingkungan. Indukan harus benar-benar dalam kondisi siap memijah dan lingkungan (air dan kolam) yang digunakan juga harus benar-benar sesuai.

 4. Penetasan telur
Setelah menjalani pemijahan, induk segera diambil dari kolam agar tidak memakan telurnya sendiri. Telur dapat ditetaskan di dalam kolam pemijahan atau dipindahkan ke kolam penetasan yang berukuran lebih besar. Apabila dibiarkan tetap berada pada kolam pemijahan, sebaiknya airnya diganti dengan yang baru. Apabila telur dipindahkan ke kolam yang baru, gunakan kolam penetasan dengan ukuan yang lebih luas, yaitu 2 x 3 m, 2 x 4 m, atau 3 x 3 m, sesuai jumlah telur yang terdapat pada kakaban.
Kakaban yang telah berisi telur, baik yang dipidahkan ke kolam baru maupun yang tetap dibiarkan di kolam pemijahan, kemudian dibalik. Telur yang semula berada di bagian atas kakaban kemudian diletakkan di bagian bawah kakaban. Di bawah kakaban diletakkan ikatan ijuk sebesar bungkus rokok, 2-5 buah, atau dapat pula menggunakan genteng. Fungsinya adalah sebagai tempat berkumpulnya larva yang baru menetas, agar larva jangan sampai terbawa saat kakaban diambil.
Telur akan menetas 24-36 jam setelah pembuahan. Kecepatan penetasasn telur dipengaruhi oleh suhu air. Apabila suhu air cukup hangat (26-28oC), telur akan menetas lebih cepat. Setelah 36 jam, kakaban segera diambil dari kolam penetasan. Warna telur yang tidak menetas akan berubah menjadi kuning pucat, terkadang berjamur.
5. Pemeliharaan larva
Setelah menetas, larva tetap dipelihara di kolam penetasan . Pemeliharaan larva harus dilakukan secara teliti dengan memperhatikan kondisi air dan ketersediaan pakan. Air dalam kolam pemeliharaan larva harus terjaga kualitasnya. Setidaknya setiap 2-3 hari sekali harus diganti. Untuk mengganti air tidak boleh dilakukan dengan membuka kran saluran pembuangan, karena larva mungkin akan terbawa arus air keluar dari kolam. Penggantian air dilakukan dengan menciduknya sedikit demi sedikit dan kemudian dituangi sedikit demi sedikit pula. Memang lebih sulit, namun dengan cara itu kehilangan larva dapat ditekan.
Hingga hari ke-3, larva belum perlu diberi pakan karena larva masih memakan sisa-sisa makanan dari telurya. Selain itu, larva juga belum cukup kuat untuk makan makanan dari luar. Pada hari ke-4 dan seterusnya, larva mulai diberi pakan alami yang berukuran kecil. Beberapa jenis pakan yang dianjurkan untuk digunakan antara lain adalah kutu air, cacing sutra, dan cacing darah. Apabila tidak ada, pelet tepung juga dapat diberikan. Kelemahannya, tidak semua pelet yang diberikan akan habis dimakan oleh larva sehingga akan menyebabkan kolam menjadi cepat kotor. Selain itu, larva yang hanya diberi tepung pelet juga tidak akan dapat tumbuh secepat apabila diberi pakan alami.
Hal penting lain yang perlu dilakukan adalah menutup kolam pemeliharaan larva dengan anyaman bambu, anyaman daun kelapa, atau benda lain yang dapat menutupi kolam. Tujuannya untuk mencegah masuknya binatang yang dapat memakan larva lele, seperti katak, ular, kadal, dan sebagainya. Sekali binatang itu masuk ke kolam, cukup banyak larva yang akan dimakannya.
Share this article :

0 komentar:

Subcribe

Subscribe via RSS Feed If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.

Recent Post

Popular Posts

Comments

Random Post

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. KELOMPOK TANI BERKAH TANI UNGGUL - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template