KEGIATAN PEMBANGUNAN JALAN PRODUKSI BLOK GAJUD-BLOK KABANDUNGAN

Kelompok Tani Berkah Tani Unggul
Kp.Cibodas Desa Bantarkalong Kec.Warungkiara Kab.Sukabumi

Kelompok Tani Berkah Tani Unggul Desa Bantarkalong Kec.Warungkiara Kab.Sukabumi,sedang mengupayakan adanya jalan produksi yang menghubungkan Blok Gajud,Blok Cilayang,Blok Cibandi,dan Blok Kabandungan.Alasan tersebut dirasa cukup bijaksana karena blok-blok tersebut merupakan sentra produksi Tanaman Karet Rakyat,yang pada saat ini komoditi karet hampir menopang sekitar 80% roda perekonomian warga Masyarakat (Anggota).Namun karena belum tersedianya sarana transfortasi (Jalan) yang bisa di lalui kendaraan roda 2 atau 4,hal tersebut sangat membebani warga masyarakat terutama dalam hal mendistribusikan pupuk dan hasil produksi.Juga tidak kalah pentingnya karena blok-blok tersebut belum bisa dijangkau dengan kendaraan,maka petani ketika akan bekerja k kebunnya harus menenpuh perjalanan selama 2 jam,selain jaraknya yang jauh juga topologi wilayah yang curam,terjal,dan menanjak.Hal tersebut sangat tidak efisien.Selanjutnya ketika petani akan melakukan pemupukan,petani harus mengluarkan ongkos pikul dari rumah sampai ke kebun paling sedikit Rp 30.000,-/zak pupuk.Bukan saja berat di ongkos,karena jika musim penghujan tiba,selain barang yang akan didistribusikan tidak akan tiba dengan kondisi yang mulus,juga medannya berbahaya untuk dilalui pejalan kaki yang membawa beban berat.Bisa saja mereka tergelincir ke jurang atau jatuh kena batu.

Tidak cukup disitu saja,apapun hasil pertanian dari berbagai komoditi yang dihasilkan dari blok-blok tersebut sangat tidak bernilai ekonomi tinggi,karena disebabkan oleh tingginya biaya angkut,misalnya saja setandan pisang biasa di hargai Rp 10.000,- di lokasi pengepul pisang,lalu ongkos pikul dari blok-blok tersebut sampai lokasi pengepul Rp 600,-/Kg,Jika 1 tandan pisang beratnya 15 Kg maka petani harus mengeluarkan biaya pikul Rp 9000,-.Jadi... petani hanya mendapatkan Rp 1.000,- dari hasil jerih payahnya selama 1 tahun dari mulai menanam,merawat,hingga panen.Itu sangat tidak manusiawi.Begitupun dengan komoditi lainnya seperti karet,kayu,dll.

Menindak lanjuti permasalahan diatas,kami telah melakukan berbagai upaya pro aktif,serta meminta dukungan dari semua pihak,dan salah satunya memohon pengalokasian dana PNPM Mandiri,ADD,dan dana -dana reguler lainnya di tingkat desa,namun mengingat keberadaan Desa Bantarkalong yang begitu luas,pemerintah desa belum bisa memenuhinya,hal tersebut kami maklum.Tidak sampai disitu saja,kami dengan menggunakan tenaga-tenaga sisa stelah kami mlakukan kerja keras,di kebun,di ladang,atau menjadi buruh harian lepas di perkebunan.kami pun melakukan gotong royong menggali,menugal,meratakan,kadang kami memahat hamparan batu yang begitu keras dengan peralatan seadanya.

Begitu menyedihkannya perbutan kami itu,sehingga siapapun yang melihatnya pasti akan menganggap kami adalah sekelompok manusia-manusia tidak waras.Namun hal tersbut tidak sedikitpun menyurutkan semangat kami yang ingin mempunyai jalan produksi seperti yang kami impikan,dengan bergotong royong kurang lebih sekitar 4 bulan maka kami telah menyelesaikan jalan dengan panjang sekitar 1Km dan lebar 2,5 m.Masih panjang pekerjaan kami karena jika ingin tuntas kami harus mengerjakan lagi sekitar 2,5 km.

Selain kepada tuhan kami memohon,kepada siapa saja yang memiliki ide atau dapat membantu kami dalam mewujudkan cita - cita kami tersebut diatas.Kami tunggu niat baik sodara-sodara.....

SALAM ......